Selasa, 18 November 2014

Sejarah industri sepatu Adidas




Adidas didirikan tahun 1920. Pada waktu itu dua bersaudara Adolf (Adi) Dassler dan Rudolph Dasler mendirikan usaha sepatu di kota Herzogenaurach, Jerman. Logo 3 strip desain mereka mudah dikenali dengan mudah. Pada awal didirikan, mereka hanya memproduksi sepatu selop saja, namun pada tahun 1925, Adi sukses mendesain sepasang sepatu olahraga, dan sejak itu usaha mereka dalam bidang sepatu pun terus dikembangkan dan diperbaiki. Berbagai inovasi telah mereka lakukan, hingga pada sekitar tahun 1927, mereka telah berhasil merancang sepatu khusus untuk keperluan olahraga. Awalnya mereka mempromosikan produknya dengan cara memberikan sepatu mereka dengan cuma-cuma kepada atlet-atlet yang berpartisipasi pada Olimpiade Amsterdam tahun 1928. Dengan cara itu, mereka menikmati keuntungan dari perhelatan olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena penyiaran dari televisi secara otomatis telah memasarkan produk mereka.

Meskipun perusahaan mereka mengalami kemajuan, namun pada tahun 1948, mereka harus berpisah, dikarenakan Dassler bersaudara bertikai. Akhirnya Adi Dassler menjalankan sendiri perusahaannya, mengambil nama kecilnya “Adi” dan mengkombinasikannya dengan potongan nama belakangnya sehingga menjadi “Adidas”, ia pun mematenkan logo 3 strip sebagai trademark dari Adidas. Sedangkan saudaranya Rudolph memutuskan untuk berpindah ke lain kota dan mendirikan perusahaan olahraga miliknya sendiri yang diberi nama “Puma”

Berjayanya Nike di pasar internasional, pada awal 80-an, membuat kedua perusahaan ini sempat mengalami krisis, namun Adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.


Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa, pada umumnya para kaum muda menghindari apapun yang mereka pakai digunakan pula oleh orang tua mereka, termasuk dalam urusan sepatu. Mereka menghindari pemakaian Nike dan Reebok, yang dulu dipakai oleh orang tua mereka. Sehingga barang-barang produksi Adidas yang sudah berumur 20 tahun-pun tiba-tiba menjadi barang mahal yang dicari-cari dan dikoleksi oleh banyak orang. Hal itu mengangkat status Adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup yang baru. Maka dari itu, Adidas memanfaatkan kesempatan itu dengan memproduksi dan mengeluarkan kembali beberapa model sepatu populernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar