Selasa, 18 November 2014

Asal usul kaos distro Kick Denim





Kick Denim didirikan sekitar tahun 2010. Kreator Kick Denim terdiri dari Owner dan Founder, design advidor dan production, dan web development. Kick Denim digagas dari sebuah ide dan keinginan akan kemajuan fashion khususnya denim. Dengan mengusung slogan atau tag line “PIMP YOUR PANTS”, Kick Denim berusaha memberikan nuansa baru dalam dunia clothing Bandung dan Indonesia secara global. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan untuk terus memperluas pasar sampai ke ranah mancanegara
Kick Denim merupakan salah-satu brand eksklusif, inspiratif, inofatif dan kreatif.  Hal ini mendorong Kick Denim dituntut untuk memberikan sesuatu yang simple dalam segala hal, fokus pada satu hal yang menjadi identitas sebuah komunitas ataupun suatu konsep yang melewati batas pola pikir.
Dengan menjunjung misi “Kami ingin semua orang di dunia ini memakai produk kami”, Kick Denim berusaha untuk terus berinovasi agar kebutuhan akan fashion yang terus berkembang dari waktu ke waktu tetap terpenuhi. 
Kick Denim mempromosikan produk mereka dengan cara berkolaborasi dengan beberapa group band. Hal itu merupakan bagian dari cara mereka meningkatkan pasar dan penjualan, karena group band adalah penyambung lidah untuk menyampaikan ide ataupun pesan. Maka dari itu, Kick Denim diharapkan bisa membuat ide-ide yang lebih dikenal dan diterima masyarakat

Keseimbangan antara kualitas dan design yang imajinatif merupakan sebuah komitmen yang pantang untuk mereka khianati. Untuk itu, mereka berusaha memberikan produk dengan kualitas tertinggi yang dapat melampaui kepuasan pelanggan. Karena kepercayaan dan kesetiaan konsumen merupakan bagian penting dari perjalanan panjang Kick Denim menuju sukses.

Sejarah industri sepatu Nike




Nike didirikan  pada Januari 1964 di Universitas Oregon yang waktu itu dikenal dengan nama Blue Ribbon Sports (BRS), diprakarsai oleh atlet Philip Knight. Perusahaan ini awalnya dioperasikan sebagai distributor untuk pembuat sepatu Jepang yaitu Onitsuka Tiger (ASICS).
Tahun 1966, BRS membuka toko ritel pertama yang terletak di 3107 Pico Boulevard di Santa Monica, California. Pada 1971, hubungan antara BRS dan Onitsuka Tiger sudah mendekati akhir. BRS bersiap untuk meluncurkan sendiri produk sepatunya, dan akan menggunakan logo baru “Swoosh” yang dirancang oleh Carolyn Davidson. Swoosh ini pertama kali digunakan oleh Nike pada 18 Juni 1971, dan telah didaftarkan dengan US Patent dan Trademark Office pada 22 Januari 1974.
John Brown and Partnernya disewa oleh perusahaan yang berbasis di Seattle tersebut sekitar tahun 1976. Pada tahun berikutnya, perusahaan Nike menciptakan “iklan produk” pertama untuk Nike, yang disebut “Tidak ada garis finish (There is no finish line)”, dan tidak ada produk Nike yang ditunjukkan. Pada tahun 1980, Nike telah mencapai pangsa pasar 50% di pasar sepatu atletik AS, dan perusahaan go public pada bulan Desember tahun itu
Nike bersama Wieden dan Kennedy telah menciptakan banyak iklan di media cetak dan televisi, dengan Wieden dan Kennedy yang menjadi ikon utama iklan Nike. Lembaga pendiri Wieden dan partnernyalah yang telah menciptakan slogan “Just Do It” yang sampai sekarang ini telah dikenal oleh masyarakat dunia untuk kampanye iklan Nike pada tahun 1988, yang dipilih oleh Advertising Age sebagai salah satu dari lima slogan atas iklan dari abad ke-20 dan diabadikan dalam Lembaga Smithsonian. Walt Stack adalah fitur pertama yang masuk dalam iklan Nike “Just Do It”, yang memulai debutnya pada tanggal 1 Juli 1988. Wieden memberi kredit yang telah menginspirasi untuk membuat slogan ” Let’s do it,”. Kata-kata terakhir yang diucapkan oleh Gary Gilmore sebelum ia dieksekusi. Sepanjang tahun 1980-an, Nike memperluas lini produk untuk menjaring banyak cabang olahraga dan wilayah di seluruh dunia. 

Tahun 1987 Nike, merilis model pertamanya yaitu Air Max Line. Gelembung udaranya (Air Bubbles) dan kenyamanannya meyakinkan banyak orang untuk membeli sepasang Air Max Line. Nike pada awalnya hanya dikenal sebagai perusahaan sepatu lari, tetapi pada tahun 1984 Nike menandatangani kerjasama dengan pemain basket Michael Jordan, yang hingga hari ini menjadi bagian dari Nike. Beberapa model yang dikenal sampai hari ini adalah: Nike Air Force 1, Nike Vandal, Nike Air Max garis, dan Nike Air Jordans. Hingga hari ini Nike terus memajukan teknologi mereka. Pada tahun 1990, Nike pindah ke delapan bangunan kampus markas utamanya di Dunia di Beaverton, Oregon.

Sejarah industri sepatu Adidas




Adidas didirikan tahun 1920. Pada waktu itu dua bersaudara Adolf (Adi) Dassler dan Rudolph Dasler mendirikan usaha sepatu di kota Herzogenaurach, Jerman. Logo 3 strip desain mereka mudah dikenali dengan mudah. Pada awal didirikan, mereka hanya memproduksi sepatu selop saja, namun pada tahun 1925, Adi sukses mendesain sepasang sepatu olahraga, dan sejak itu usaha mereka dalam bidang sepatu pun terus dikembangkan dan diperbaiki. Berbagai inovasi telah mereka lakukan, hingga pada sekitar tahun 1927, mereka telah berhasil merancang sepatu khusus untuk keperluan olahraga. Awalnya mereka mempromosikan produknya dengan cara memberikan sepatu mereka dengan cuma-cuma kepada atlet-atlet yang berpartisipasi pada Olimpiade Amsterdam tahun 1928. Dengan cara itu, mereka menikmati keuntungan dari perhelatan olahraga seperti Olimpiade atau sepakbola, karena penyiaran dari televisi secara otomatis telah memasarkan produk mereka.

Meskipun perusahaan mereka mengalami kemajuan, namun pada tahun 1948, mereka harus berpisah, dikarenakan Dassler bersaudara bertikai. Akhirnya Adi Dassler menjalankan sendiri perusahaannya, mengambil nama kecilnya “Adi” dan mengkombinasikannya dengan potongan nama belakangnya sehingga menjadi “Adidas”, ia pun mematenkan logo 3 strip sebagai trademark dari Adidas. Sedangkan saudaranya Rudolph memutuskan untuk berpindah ke lain kota dan mendirikan perusahaan olahraga miliknya sendiri yang diberi nama “Puma”

Berjayanya Nike di pasar internasional, pada awal 80-an, membuat kedua perusahaan ini sempat mengalami krisis, namun Adidas berhasil mengembalikan pamornya pada tahun 1986 ketika Run D.M.C, sebuah grup rap dari New York, membuat lagu yang berjudul “My Adidas”, dan sekaligus mempopulerkan sepatu adidas yang mereka pakai tanpa menggunakan tali. Hal tersebut menjadi gaya tersendiri yang banyak ditiru oleh fans-fans mereka.


Pada dekade 90-an terutama di AS dan Eropa, pada umumnya para kaum muda menghindari apapun yang mereka pakai digunakan pula oleh orang tua mereka, termasuk dalam urusan sepatu. Mereka menghindari pemakaian Nike dan Reebok, yang dulu dipakai oleh orang tua mereka. Sehingga barang-barang produksi Adidas yang sudah berumur 20 tahun-pun tiba-tiba menjadi barang mahal yang dicari-cari dan dikoleksi oleh banyak orang. Hal itu mengangkat status Adidas itu sendiri, dari sekedar produk olahraga menjadi semacam lambang gaya hidup yang baru. Maka dari itu, Adidas memanfaatkan kesempatan itu dengan memproduksi dan mengeluarkan kembali beberapa model sepatu populernya.

Senin, 17 November 2014

Sejarah berdirinya Macbeth





Macbeth pada awalnya didirikan oleh Tom dan Mark, dan salah satunya dari band-band seperti Taking Back Sunday dan Alkaline Trio. Dengan ide awal menggabungkan konsep sepatu dan musik, Tom dibantu oloh Jon Humphrey, suatu penyelenggara konser dan dan wakil presiden produk sepatu Adio mengembangkan Macbeth ini. Macbeth lebih mengkhususkan pada produk sepatu. Inspirasinya bermula ketika Tom tidak puas dengan sepatu-sepatu pada masa itu karena kurang enak dipakai buat musisi karena mungkin pada masanya banyak sepatu yang lebih konsen ke olahraga/ atlit daripada musisi. .

Macbeth dikembangkan secara independen. Cara berkembang Macbeth ini pun rupanya tidak berbeda jauh dengan cara yang diterapkan beberapa produk clothing lokal kita. Secara keseluruhan, mereka memproduk dan memasarkan sendiri produk buatan mereka. awalnya, Macbeth hanya memperkerjakan 30 orang dan mayoritas kerabat sendiri atau teman dekat. Dan kebanyakan dari mereka adalah orang yang berkecimpung di bidang musik .  Pada awalnya produk mereka ini hanya dipasarkan di seputar pantai di San Diego, California.

Produk sepatu karya macbeth yg melambungkan nama macbeth di dunia untuk pertama kali yaitu the Eliot. Macbeth memasarkan produknya dengan menyasar kalangan anak muda terkini sebagai targetnya dengan cara  mengendorse band-band rock kekinian dengan genre punk/ pop punk/ emo/ hardcore/ post-hardcore seperti Alkaline Trio, Angels and Airwaves, Alexis On Fire, Mae, Bane dll.

Sebagai bukti bahwa Macbeth dikonsep dengan musik yaitu jika membeli sepatu Macbeth maka di dalam lapisan solnya terdapat salah satu lirik yang diambil dari band-band yang diendorse Macbeth. Selain musik, ada juga misi sosial dalam karakter design sepatunya, salah satu contoh yaitu sepatu Macbeth Vegan yang terbuat dari bahan-bahan 100% non hewani/ animal products. Hal itu dilakukan karena Macbeth memiliki misi untuk menghapuskan kekerasan pada binatang. Dan bahan-bahanya adalah hasil impor dari PETA (PeopleFor The Ethical Treatment Of Animals), sebuah organisasi anti kekerasan pada binatang.

Untuk memasarkan produk-produknya, Macbeth menggunakan media internet saja. Mereka tidak memiliki tempat untuk mengedarkan produknya secara langsung. Namun kini Macbeth telah meraih pangsa pasar anak muda yang sebegitu besarnya baik di dalam maupun di luar negeri.


sejarah terbentuknya Peter Says Denim



Peter Says Denim awalnya didirikan oleh Peter Firmansyah dan beberapa temannya dalam grup indie yang bernama Peter Say Sorry. brand ini berasal dari kota Bandung yang berdiri sejak bulan November 2008. sejak SMA, Pria asal Sumedang ini memang dikenal gemar berburu pakaian di pedangang kaki lima, dia juga pernah menjadi pegawai toko pada tahun 2003 di surfing industry yang membuat produk seperti Rip Curl, Volcom, Globe, hingga Rusty. 
Sekarang dia sudah berhasil membuat brand sendiri. Untuk mempromosikan brand produknya, Peter Firmasnyah memanfaatkan internet dengan cara memanfaatkan fungsi jejaring sosial di internet, seperti Facebook, Twitter, dan surat elektronik untuk promosi dan berkomunikasi dengan pengguna Petersaysdenim. hingga pada November 2008, Peter memutuskan untuk membuka usaha fashion sendiri. Perlahan tapi pasti, produknya mulai terkenal di Luar Negeri. Peter mampu mencapai semua kesuksesannya itu hanya dalam waktu 1,5 tahun sejak usahanya didirikan.
Peter awalnya menggunakan konsep musik yang dipadu dengan fashion, sehingga hasil rancangannya yang berupa jins, kaus, dan topi yang menggunakan merek Petersaysdenim, kebanyakan dikenakan oleh para personel kelompok musik di luar maupun dalam negeri.
Sejumlah kelompok musik itu seperti Of Mice & Man, We Shot The Moon, dan Before Their Eyes, dari Amerika Serikat, I am Committing A Sin, dan Silverstein dari Kanada, serta Not Called Jinx dari Jerman sudah mengenal produksi Peter. Para personel kelompok musik itu bertubi-tubi menyampaikan pujiannya dalam situs Petersaysdenim. Untuk Band Lokal sendiri yang berhasil di endorse band semacam  seperti Pee Wee Gaskins, Rocket Rockers, Superman Is Dead, Saint Loco, Jolly Jumper, hingga Killed by Butterfly.
Strategi lain yang dilakukan oleh Peter yaitu dengan cara meng- endorse produknya kepada band-band lokal maupun internasional. Band-band yang di endorse memang bukan ternama, namun, langkah tersebut terbukti jitu, karena menginspirasi beberapa brand yang lain untuk melakukan hal yang sama, berkat inovasinya itu penjualannya pun semakin meningkat, dan omzetnya pun bertambah.
Bahkan nama Peter Says Denim tak jarang ditemui bersandingan sebagai sponsor bersama perusahaan alat musik seperti Gibson, Fender, dan Peavey. Ataupun perusahaan fashion shoes untuk pemusik band asal California, Macbeth. Tak dapat dipungkiri lagi, langkah Peter tersebut patut diapresiasi, karena telah membuat brand PSD semakin berkibar.